Minggu, 01 Mei 2016

Filter Air Jateng

Cara mudah mengatasi air sumur bor yang kuning bau karat dan keruh.Ada beberapa tips cara dan mari kita simak untuk memilih cara terbaik yang efektip.Masalah air sumur bor yang kuning keruh bau karat maupun berminyak umum di sebabkan kerena mengandung zat besi (Fe) dan kadar mangan (Mg) yang berlebih pada air sehingga menyebabkan endapan pada bak/penampungan, penyumbatan di pipa instalasi sehingga debit air kecil ,perabot rumah tangga menjadi rusak karena ngeplek kuning / hitam , cuci pakaian berubah warna kusam dll.
Masalah air seperti ini membuat kita jadi pusing kurang kenyamanan tinngal,pengeluaran pun jadi bertambah.
Ciri - ciri umum air sumur bor yang mengandung zat besi dan mangan yaitu air berwarna kuning,keruh terdapat bau tak sedap / bau karat besi,kadang2 air keluar jernih tetapi jika diendapkan beberapa saat menjadi berubah warna kuning, Kondisi air agak licin, rasa tidak enak, jika di gunakan mandi lengket gatal - gatal di badan. jika di solusi zat besi dan mangannya maka air sumur bor anda akan menjadi bersih bebas warna dan bau karat. jika di endapkan / ditampung beberapa lama pun air tidak akan timbul endapan / lapisan minyak di atasnya.Utama Jaya Water Filter akan mengatasi permasalahan air di rumah Anda hub Kami di 085747755334
Terimakasih.

 

 

SISTEM PEMASANGAN TABUNG FILTER AIR PVC 



SISTEM PEMASANGAN TABUNG FILTER AIR FIBER



SISTEM PEMASANGAN TABUNG FILTER AIR STAINLESS 



costumer service:
petronarwastu@yahoo.com

Minggu, 07 Februari 2016

Incenerator

Incinerator Cap. : 0.01 m³/hour






Type of Waste   : Medical Waste
Incinerator Capacity   : 0.01 m³/hour
Incinerator Type  : Single Chamber
Operation Time  : 8 hour/day
Chamber Volume   : - 1st Chamber 0.024 m³
Incinerator Dimension (Outter) : L0.47 x W0.32 x H1.67 m
Burner  : 1st Burner 5 – 10 liter / hour, Light Oil Burner, Qty : 1 unit
Chamber Temperature  : Chamber ±900°C
Chamber Pressure  : Negatif (Under Atmosferic Pressure)
Exaust Stack      
Diameter : 4 inchi
Height  : ± 2 m.from ground level
Coating  : High Temp. Paint
Refractory Construction     
Fire Brick : Fire Brick SK 32
Castable : CAJ-12
Chamber Insulation    
1st Wall : Fire Brick, SK-32
2nd Wall : Ceramic Fibre, 128 kg/m³
Bottom  : Insulating Brick
Shell & Structure Material Chamber :    
- Shell Plate t.3 mm, Mild Steel    
- Joint Flange t.10 mm     
- Burner Port t.8 mm     
- Structure UNP 80 &     
- Coating : Epoxy Paint     
FDF Blower   : Sentrifugal ,2500 CMH, 220/50,2800 rpm, 1 unit
Electric Power Requirement  : 3 kW. 380 V. 3 PH
Fuel : Diesel Oil (Solar)  : Insulating Brick
Fuel Consumption   : Max.10 liter / hour
Fuel Tank :     
- Cap. 10 ltr     
- Material Tank  : Mild Steel plate t. 3 mm     
- Level Control     
- Drain Port     
Control System :     
- ELC     
- Temperature Control : Digital     
- Thermocouple     : Type – K.     
- Limit Switch     
Ash  : 5 – 10 % waste weight
Ash Discharging  : Manual
Feeding System  : Manual
Warranty Term  : One year ( Service)
Operator Requirement  : 1 Person
Area Requirement  : 2 x 3 m


Incinerator Cap. : 0.05 m³/hour

Type of Waste : Medical Waste
Incinerator Capacity : 0.025 – 0.05 m³/hour
Incinerator Type : Single Chamber
Operation Time     : 8 hour/day
Chamber Volume    : - 1st Chamber 0.07 m³
Incinerator Dimension (Outter ) : L0.6 x W 0.6x H 1.2 m
Burner     : - 1st Burner 5 – 10 liter / hour, Light Oil Burner, Qty : 1 unit
Chamber Temperature : - 1st Chamber 400 - 800°C
Chamber Pressure : Negatif (Under Atmosferic Pressure)
Exaust Stack     
Diameter : 250 mm
Height    : ± 4 m.from ground level
Coating : High Temp. Paint
Refractory Construction :     
Fire Brick : Fire Brick SK 34
Castable : CAJ-14
Chamber Insulation    
1st Wall : Fire Brick, SK-34
2nd Wall : Ceramic Fibre, 128 kg/m³
Bottom     : Insulating Brick
Shell & Structure Material Chamber :    
- Shell Plate t.3 mm, Mild Steel    
- Joint Flange t.12 mm     
- Burner Port t.8 mm     
- Structure UNP 80 &     
- Coating : Epoxy Paint     
FDF Blower: Sentrifugal ,2500 CMH, 220/50,2800 rpm, 1 unit
Electric Power Requirement : 5 kW. 380 V. 3 PH
Fuel : Diesel Oil (Solar)
Fuel Consumption : Max.20 liter / hour
Fuel Tank :     
- Cap. 50 ltr     
- Material Tank : Mild Steel plate t. 3 mm     
- Level Control     
- Drain Port     
Control System :     
- ELC     
- Temperature Control : Digital     
- Thermocouple : Type – K.     
- Limit Switch     
Ash : 5 – 10 % waste weight
Ash Discharging : Manual
Feeding System  : Manual
Warranty Term  : One year ( Service)
Operator Requirement: 1 Person
Area Requirement : 2 x 3 m

Incinerator Kapasitas Ruang Bakar 0,017 M³

Incinerator Kapasitas Ruang Bakar 0,017 M³
Kapasitas  2.25 to 3.75 kg/jam
Dimensi ruang bakar : 35 x 35 x 41 cm = 0.05m3
Burner : 1 Unit
Blower : 1 Unit
Fuel : Solar / Kerosene
Fuel Consumption : 4 Liter / hour
Electricity Consumption : 250 Watt
Voltage : 220 V / 1 Phaze / 50 Hz
Control Panel : Digital
Construction in Wall :
● Fire Brick SK34/SK36
● Castabel C-16
● Insulation Brick C-1
● Ceramic Fiber Blanket
● Air Setting Mortar
Temperature Burning Room : 600°C - 1000°C
Size (WxHxT) : 600 x 600 x 900 mm
Chimney : 5 m - 6 m
Fuel Tank : 40 Liter
Weight : ± 300 Kg


Incinerator kapasitas ruang bakar 0,1 M³ = 15 kg/jam

Incinerator kapasitas ruang bakar 0,1 M³ = 15 kg/jam
Atau kapasitas 0,1 x 150 kg/M³  = 10 to 15 kg/jam
Dimension luar (±)  : 110 x 80 x 100 cm
Dimensi ruang bakar : 63 x 64 x 80 cm = 0.3 m3
Burner Pembakaran Utama  : 1 buah
Blower / Kapasitas  : 1 buah / 2,5"
Bahan Bakar  : Minyak Tanah / Solar
Burner Konsumsi : ± 5 liter / jam
Konsumsi Listrik  : ± 650 Watt
Input Voltage  : 220V/1 Phase/50 Hz
Control Panel/Timer  : Automatic, 0-120 menit
Konstruksi Dinding Dalam  : Bata
● Fire Brick SK34/SK36
● Castabel C-16
● Insulation Brick C-1
● Ceramic Fiber Blanket 
● Air Setting Mortar
Dinding Luar  : Pelat MS 3mm
Temperature Burning Room : 600°C - 1000°C
Cerobong / Tinggi (±)  : F 25cm x 4m
Tangki Bahan Bakar  : ± 60 liter
Pompa Air  : ± 20 - 40 liter/menit
Debit Air  : ± 40 liter/menit
Berat Total  : ± 850 kg

Incinerator kapasitas ruang bakar 0,17 M³ = 25 kg/jam


Incinerator kapasitas ruang bakar 0,17 M³ = 25 kg/jam
Atau kapasitas 0,1 x 150 kg/M³  = 17 to 25 kg/jam
Dimension luar (±)  : 120 x 100 x 120 cm
Dimensi ruang bakar : 80 x 75 x 95cm = 0.57 m3
Burner Pembakaran Utama  : 1 buah
Blower / Kapasitas  : 1 buah / 2,5"
Bahan Bakar  : Minyak Tanah / Solar
Burner Konsumsi : ± 10 liter / jam
Konsumsi Listrik  : ± 750 Watt
Input Voltage  : 220V/1 Phase/50 Hz
Control Panel/Timer  : Automatic, 0-120 menit
Konstruksi Dinding Dalam  : Bata
● Fire Brick SK34/SK36
● Castabel C-16
● Insulation Brick C-1
● Ceramic Fiber Blanket 
● Air Setting Mortar
Dinding Luar  : Pelat MS 3mm
Temperature Burning Room : 600°C - 1000°C
Cerobong / Tinggi (±)  : F 25cm x 4m
Tangki Bahan Bakar  : ± 60 liter
Pompa Air  : ± 20 - 40 liter/menit
Debit Air  : ± 40 liter/menit
Berat Total  : ± 1,100 kg

Incinerator Kapasitas 20-30 kg/jam




Incinerator Kapasitas 20-30 kg/jam
Type of waste Bulk density : ±0.1–0.15 kg/dm3
Infeksius and Industrial waste
Incineration Capacity : 30 kg/hour (0,3 m3/hour), Multiple Chamber, Retort system
Operation Time : 8 hour/day
Chamber Volume : 
- First Chamber 0.7 m3
- Mixing Room 0.1 m3
- Second Chamber 0.3 m3
Incinerator dimention L1,8m x W1,2m x H1,6mm
Burner
- First Chamber Burner : 5 – 10 liter/jam Gun (Oil Burner)
- Second Chamber Burner : 5 – 10 liter/jam Gun (Oil Burner)
Chamber Temperature
- 1st Chamber 600 - 1000 DegC
- 2nd Chamber 600 - 1000 DegC
Chamber Pressure : Negatif (under atmosferic pressure)
Exhaust Stack (cerobong) : Height 8 meter
Insulation lined with castable & Glasswool ( for 1 St stack)
Refractory construction
 - Fire Brick
 - Castable
Chamber Insulation
- 1st wall : Fire brick
- 2nd wall : Ceramic fibre
- 3rd wall : Rockwool
- 4th wall : Glasswool
- 5th wall : Shell plate
 - Bottom insulating : insulating Brick
Shell & Structure Material : Mild steel
Blower : Sentrifugal (6 – 12 mm Aq), 14 m3/min, 2 unit
Electric Power Requirement : 1 kW/380 V/1~/50 Hz
Fuel : Diesel oil (Solar) / Kerosene (minyak tanah)
Fuel Consumption : Max. 20 liter/hour
Fuel Tank Capacity : 200 Liter
Control System : Manual & otomatic (Control Panel)
Ash : 5 –10 % waste weight
Ash Discharging System : Manual
Feeding System : Manual
Warranty term : 6 month (service & sparepart) (excluding transport and accomodation)
Operator Requirement : 1 Person
Area Requirement : 4 x 5 meter
Emision Quality According to Goverment Regulation
Smokeless, CO < 100 mg/Nm3, NO2 < 300 mg/Nm3, Opacity < 10%

Incinerator Kapasitas 50 kg/jam




Incinerator Kapasitas 50 kg/jam
Jenis Sampah : Bulk density : ± 0.1 – 0.15 kg/m3 Sampah Medis
Kapasitas Incinerator : 50 – 65 kg/jam (1 m3/jam) Multiple Chamber, Retort system
Waktu Operasi 8 jam/day
Volume Ruang Bakar
  - Ruang Bakar 1 : 2,2 m3
  - Ruang Mixing : 0.4 m3
  - Ruang Bakar 2 : 0,9 m3
Dimensi Incinerator PxLxT : 2,2x1.96x1.6m
Burner : Gun (Oil Burner)
  - Burner RB1 : 15-20 liter/jam
  - Burner RB2 : 15–20 liter/jam
Temperatur Ruang Bakar
  - 1st Chamber : 600 to 1000ºC
  - 2nd Chamber : 600 to 1000ºC
Tekanan Ruang Bakar : Negatif (di bawah tekanan atmosfer) 
Exhaust Stack (cerobong) : Tinggi 8 meter 
Insulation lined with castable & Glasswool
Konstruksi Refraktori : Fire Brick and Castable
Isolasi Ruang Bakar
- Dinding 1 : Fire brick
- Dinding 2 : Ceramic fibre 
- Dinding 3 : Rockwool 
- Dinding 4 : Glasswool 
- Dinding 5 : Shell plate 
- Isolasi bawah : Insulating brick
Material Sheel & Struktur : Mild steel
Blower : Sentrifugal : (6 – 12 mmAq), 14 m3/min, RB1
Sentrifugal (8 – 25 mm Aq), 25 m3/min, RB2
Kebutuhan Listrik : 1 kW/380 V/1~/50 Hz
Bahan Bakar : Diesel oil (Solar)/Kerosene (minyak tanah)
Pipa Supplai Bahan Bakar : Pipa Galvanized
Konsumsi Bahan Bakar : Max. 20 liter/jam
Kapasitas Tangki Bahan Bakar : 200 Liter
Sistem Kontrol : Manual & otomatic (Control Panel)
Abu : 5 –10 % dari berat sampah
Sistem Pembuangan Abu : Manual
Sistem Pengumpanan Sampah : Manual
Kebutuhan Operator : 1 orang
Kebutuhan area : 5 x 9  meter
Kualitas Emisi Berdasarkan pada ketetapan pemerintah :
  - Smokeless
  - CO < 100 mg/Nm3
  - NO2 < 300 mg/Nm3
  - Opacity < 10%

Incinerator Kapasitas 100 kg/jam

Incinerator Kapasitas 100 kg/jam
Jenis Sampah : Bulk density : ± 0.1 – 0.15 kg/m3 Sampah Medis
Kapasitas Incinerator : 100 kg/jam (1 m3/jam) Multiple Chamber, Retort system
Waktu Operasi 8 jam/day
Volume Ruang Bakar
  - Ruang Bakar 1 : 2,5 m3
  - Ruang Mixing : 0.6 m3
  - Ruang Bakar 2 : 1,2 m3
Dimensi Incinerator PxLxT : 3.6x1.5x1.9m
Burner : Gun (Oil Burner)
  - Burner RB1 : 10-15 liter/jam ( 2 Unit)
  - Burner RB2 : 15–20 liter/jam
Temperatur Ruang Bakar
  - 1st Chamber : 600 to 1000ºC
  - 2nd Chamber : 600 to 1000ºC
Tekanan Ruang Bakar : Negatif (di bawah tekanan atmosfer) 
Exhaust Stack (cerobong) : Tinggi 8 meter  daimeter 250 mm
Insulation lined with castable & Glasswool 1st stack
Konstruksi Refraktori : Fire Brick and Castable
Isolasi Ruang Bakar
- Dinding 1 : Fire brick
- Dinding 2 : Ceramic fibre 
- Dinding 3 : Rockwool 
- Dinding 4 : Glasswool 
- Dinding 5 : Shell plate 
- Isolasi bawah : Insulating brick
Material Sheel & Struktur : Mild steel
Blower : Sentrifugal : (8 – 25 mmAq), 25 m3/min, RB1
Sentrifugal (8 – 25 mm Aq), 25 m3/min, RB2
Kebutuhan Listrik : 1 kW/380 V/1~/50 Hz
Bahan Bakar : Diesel oil (Solar)/Kerosene (minyak tanah)
Pipa Supplai Bahan Bakar : Pipa Galvanized
Konsumsi Bahan Bakar : Max. 35 liter/jam
Kapasitas Tangki Bahan Bakar : 500 Liter
Sistem Kontrol : Manual & otomatic (Control Panel)
Abu : 5 –10 % dari berat sampah
Sistem Pembuangan Abu : Manual
Sistem Pengumpanan Sampah : Manual
Kebutuhan Operator : 1 orang
Kebutuhan area : 6 x 9  meter
Kualitas Emisi Berdasarkan pada ketetapan pemerintah :
  - Smokeless
  - CO < 100 mg/Nm3
  - NO2 < 300 mg/Nm3
  - Opacity < 10%

Incinerator Kapasitas 200 kg/jam

Incinerator Kapasitas 200 kg/jam
Incinerator Kapasitas 200 kg/hour, dengan sistem Manual
Incinerator Kapasitas 200 kg/hour, dengan Loading System Bucket Lift
Jenis Sampah Bulk density : ±0.1 – 0.15 kg/m3, Sampah Medis
Kapasitas Incinerator : 200 kg/jam (1 m3/jam), Multiple Chamber, Retort system
Waktu Operasi : 8 jam/day
Volume Ruang Bakar
- Ruang Bakar 1 : 2,5 m3
- Ruang Mixing : 0.6 m3
- Ruang Bakar 2 : 1.2 m3
Dimensi Incinerator : P3.6m x L1.5m x t1.9m
Burner
- Burner RB 1 : 10 – 15 liter/jam, Gun (Oil Burner) 2 unit
- Burner RB 2 : 15 – 20 liter/jam, Gun (Oil Burner) 1 unit 
Temperatur Ruang Bakar
- 1st Chamber : 600 - 1000 DegC
- 2nd Chamber : 600 - 1000 DegC
Tekanan Ruang Bakar : Negatif (di bawah tekanan atmosfer)
Exhaust Stack (cerobong) : 
Tinggi 8 meter Diameter 250 mm
Insulation lined with castable & Glasswool untuk 1st stack
Konstruksi Refraktory
- Fire Brick
- Castable
Isolasi Ruang Bakar
- Dinding 1 : Fire brick
- Dinding 2 : Ceramic fibre
- Dinding 3 : Rockwool
- Dinding 4 : Glasswool
- Dinding 5 : Shell plate
- Isolasi bawah : Insulating Brick
Material Sheel & Struktur : Mild steel
Blower : 
Sentrifugal (8 – 25 mm Aq) : 25 m3/min, RB 1
Sentrifugal (8 – 25 mm Aq) : 25 m3/min, RB 2
Kebutuhan Listrik : 1 kW/380 V/1~/50 Hz
Bahan Bakar :Diesel oil (Solar) / Kerosene (minyak tanah)
Pipa Supplai Bahan Bakar : Pipa Galvanized
Konsumsi Bahan Bakar : Max. 35 liter/jam 
Kapasitas Tangki Bahan Bakar : 500 Liter
Sistem Kontrol : Manual & otomatic (Control Panel)
Abu : 5 –10 % dari berat sampah
Sistem Pembuangan Abu : Manual
Sistem Pengumpanan Sampah : Manual
Masa Garansi : 6 Bulan (service & sparepart)
Kebutuhan Operator : 1 orang
Kebutuhan area : 6 x 9 meter
Kualitas Emisi : 
Berdasarkan pada ketetapan pemerintah
Smokeless, CO < 100 mg/Nm3, NO2 < 300 mg/Nm3, Opacity < 10%

Alat Penghancur Jarum Suntik



Alat Penghancur Jarum Suntik    
Panjang Jarum : 12,5 cm sampai 50 cm
Diameter Jarum : 0.5 mm  sampai 1mm
Suhu Bakar : > 1500ºC  
Waktu bakar : 10 detik
Kapasitas Tempat Sampah : 3000 jarum
Konsumsi Daya Listrik : 0.8 kWH / 10,000 Jarum
Electricity : 200 Volt to 240 Volt
Dimensi : 205 x 165 x 100 mm

Butuh info bisa hubungi:
WA/SMS 081578478692
Email:  petronarwastu@yahoo.com

Selasa, 02 Februari 2016

Stabilizer listrik

Fungsi Stabilizer Listrik dan Sistem Kerja Stabilizer Listrik

Apa yang Anda ketahui tentang fungsi stabilizer listrik dan sistem kerja stabilizer listrik. Mungkin secara sederhana Anda mengetahui perangkat ini dan mengetahui secara sederhana bagaimana cara kerjanya. Untuk mengetahui lebih dalam, berikut ulasan singkat yang news.ralali.com suguhkan untuk Anda.

Stabilizer-Listrik-Merk-Firman

Fungsi Stabilizer Listrik

Bagian dari aksesoris listrik ini memiliki perbedaan definisi jelas, secara fungsi, sebuah stabilizer adalah sebagai penstabil tegangan, sementara sistem kerja stabilizer merupakan sebuah alur dimana arus dan tegangan yang tak stabil tersebut diakumulasikan kemudian keluar menuju perangkat elektronik dengan arus yang stabil dan sesuai.

Terlepas dari itu, keduanya memiliki peran yang cukup penting untuk menjaga perangkat elektronik yang tidak memiliki penahan arus built-in. Sumber tegangan listrik yang kerap turun naik baik sumber listrik rumahan atau generator tentu diperlukan sebuah penstabil agar proses konsumsi perangkat elektronik lebih maksimal dan terjaga. Jika melalui generator, gunakan stabilizer untuk genset.

Keduanya yakni fungsi stabilizer listrik dan sistem kerja stabilizer listrik tentu tak bisa dilepaskan karena masing-masing memiliki peran yang amat penting. Jika terjadi kelebih beban arus dan tak tersedia penstabil maka tak menutup kemungkinan peralatan rumah Anda yang terhubung dengan arus listrik akan rusak perlahan atau bahkan saat itu juga error. Nah, untuk menjaga hal tersebut diperlukannya sebuah alat yang mampu menstabilkan tegangan arus listrik yang masuk menuju peralatan elektronik rumah Anda, itulah stabilizer.

Sistem Kerja Stabilizer

Pada dasarnya sistem kerja alat ini sama dengan perangkat elektronik lainnya, yakni memerlukan kondisi arus listrik yang stabil saat beroperasi. Artinya arus listrik yang dikonsumsi oleh stabilizer harus sudah dalam kondisi stabil.

Dalam fungsi stabilizer listrik dan sistem kerja stabilizer listrik secara teori, ada dua faktor penentu nilai kapasitas dari sebuah stabilizer. Pertama, nilai kapasitas dari konsumsi daya perangkat elektronik yang terhubung dengannya. Kedua, nilai kapasitas untuk stabilizer itu sendiri.

Jadi, seandainya kita hendak menggunakan fungsi stabilizer dan jenisnya untuk menstabilkan konsumsi daya sebuah perangkat elektronik, kedua nilai tersebut harus kita ketahui dan jumlahkan guna mendapatkan nilai total kapasitas minimal stabilizer, termasuk memilih variant stabilizer.

Misalnya, jika kita hendak menstabilkan sebuah kulkas dengan konsumsi daya 150 Watt, diperlukan fungsi stabilizer listrik dengan minimal kapasitas 150 Watt + kapasitas untuk stabilizer itu sendiri. Logikanya secara sederhana, sistem kerja stabilizer listrik pasti membutuhkan dasar kapasitas area sebesar 150 Watt untuk mengakomodasi konsumsi daya kulkas.

Dalan fungsi stabilizer listrik dan sistem kerja stabilizer listrik, nilai ini tidak dapat diganggu-gugat karena memang sebesar itu kapasitas yang dibutuhkan oleh kulkas. Jika area untuk kebutuhan stabilizer sendiri adalah sebesar 25% dari total kapasitas, berarti 75% area yang tidak dapat diganggu-gugat merupakan bagian untuk kulkas.

Jadi fungsi stabilizer listrik dan sistem kerja stabilizer listrik mampu menganalogikan, dari 100% total kapasitas yang ada, 75% – nya merupakan bagian untuk kulkas sebesar 150 Watt dan 25% sisanya untuk stabilizer sebesar 50 Watt. Hitungan awalnya : (150 / 0,75) – 150 = 200 – 150 = 50 Watt.

Sehingga sistem kerja stabilizer listrik untuk menstabilkan kulkas dengan konsumsi daya sebesar 150 Watt adalah jenis stabilizer berkapasitas minimal 200 Watt. Jika dikonversi ke dalam satu VA (Volt Ampere) yang biasa digunakan pada stabilizer, maka nilai kapasitas tegangan arus 200 Watt akan menjadi : 200 / 0,8 = 250 VA.

Ilustrasi-Sistem-Kerja-Stabilizer-Listrik-untuk-Rumah

Secara praktek, nilai hasil perhitungan besaran kapasitas tersebut seringkali (bahkan sama sekali) tidak dapat digunakan dan berakhir dengan kerusakan pada fungsi stabilizer listrik dan sistem kerja stabilizer listrik. Satu-satunya indikasi kesamaan mayoritas penyebab yang kerap ditemukan dari kerusakan-kerusakan tersebut adalah nilai kapasitas stabilizer di bawah/ lebih kecil dari nilai kapasitas listrik terpasang. Ingat! Stabilizer listrik murah tak selalu buruk tetapi tak mengetahui sistem kerja jauh lebih buruk. Semoga bermanfaat.

Kamis, 07 Januari 2016

Hydrant system indonesia

Electrical Control Hydrant Pump

Pada Pembahasan Sebelumnya kami pernah memposting Hydrant & Sprinkler terdiri dari 3 Pompa yaitu
1 Electric Main Pump
2 Diesel Pump
3 Jockey Pump
Pada pembahasan kali ini kami akan mengulas tentang Panel Control & setting pressure switch pada pompa hydrant

1. Panel Control

Panel Control untuk Electrical Main Pump harus mencakup OFF-MANUAL-AUTO, yang bisa di ajust melalui selector switch, OFF apabila sedang dilakukan perbaikan/maentenance, Manual apabila dilakukan pengujian, Auto untuk stand by.  Untuk electrical main pump harus di asut menggunakan Star delta karena pada umumnya Electrical memiliki daya diatas 20 HP.
Electrical Main Pump
Panel Cntrol Jockey Pump hampir sama dengan panel Control Electric Main Pump, hanya bisa dihubung DOL (Direct On Line) selama pompa Jocky tidak lebih dari 5 HP

Jockey Pump Verical Multystage
Panel Control Diesel Pump, dalam system diesel pump bisa diberikan System AMF (Auto Main Failure)/ ATS (Auto Transfer Switch)  seperti halnya pada panel Genset dan juga bisa dijalankan menggunakan pressure switch/bekerja berdasarkan tekanan, atau bisa dibuat system interlock. kami merekomendasikan System menggunakan pressure switch atau Interlock karena diesel pump hanya bekerja apabila terjadi kebakaran bukan pada saat mati lampu, apabila hanya menggunakan system AMF/ATS maka diesel Pump akan bekerja apabila listrik Padam, padahal padamnya listrik belum tentu disebabkan oleh kebakaran. namun apabila menggunakan presure switch maka diesel pump hanya bekerja pada saat tekanan air turun dibawah 3 bar (untuk ulasan lebih lanjut akan kami bahas di bawah) untuk system Intrlock ketika listrik padam diesel tidak akan bekerja karena masih terkunci oleh pressure switch, namun ketika tekanan turun & listrik padam maka Diesel Pump akan berjalan.

Diesel Pump


Info bisa hubungi 085747755334

Rabu, 06 Januari 2016

Dasar NO/NC

Prinsip Kerja Elektro Mekanis Magnetik (dasar NO & NC)

Sebelum mempelajari lebih dalam mengenai Time Delay Relay (Timer), Thermal Over Load Relay (Tripper Over Load), Relay Contactor (Relay), dan Magnetic Contactor (Kontaktor), Sebaiknya kita mempelajari sistem kerjanya terlebih dahulu. agar mampu memahami suatu fungsi rangkaian kerja otomatis.

Relay dan Kontaktor (Relay and Magnetic Contactor)

Prinsipnya kerjanya adalah rangkaian pembuat magnet untuk menggerakkan penutup dan pembuka saklar internal didalamnya. Yang membedakannya dari kedua peralatan tersebut adalah kekuatan saklar internalnya dalam menghubungkan besaran arus listrik yang melaluinya.

Pemahaman sederhananya adalah bila kita memberikan arus listrik pada coil relay atau kontaktor, maka saklar internalnya juga akan terhubung. Selain itu juga ada saklar internalnya yang terputus. Hal tersebut sama persis pada kerja tombol push button, hanya berbeda pada kekuatan untuk menekan tombolnya. 

Saklar internal inilah yang disebut sebagai kontakNO (Normally Open= Bila coil contactor atau relay dalam keadaan tak terhubung arus listrik, kontak internalnya dalam kondisi terbuka atau tak terhubung) dan kontak NC (Normally Close= Sebaliknya dengan Normally Open). Seperti dijelaskan pada gambar dibawah ini.


Relay dianalogikan sebagai pemutus dan penghubung seperti halnya fungsi pada tombol (Push Button) dan saklar (Switch)., yang hanya bekerja pada arus kecil 1A s/d 5A. Sedangkan Kontaktor dapat di analogikan juga sebagai sebagai Breaker untuk sirkuit pemutus dan penghubung tenaga listrik pada beban. Karena pada Kontaktor, selain terdapat kontak NO dan NC juga terdapat 3 buah kontak NO utama yang dapat menghubungkan arus listrik sesuai ukuran yang telah ditetapkan pada kontaktor tersebut. Misalnya 10A, 15A, 20A, 30A, 50Amper dan seterusnya. Seperti pada gambar dibawah ini.

gambar kontak internal pada Kontaktor

gambar kontak internal pada relay

Penyambungan sederhana rangkaian kontaktor:


Perhatikan bagaimana lampu akan menyala ketika switch saklar dihubungkan ke sumber listrik. Mengapa begitu repot menggunakan kontaktor untuk menyalakan sebuah lampu bohlam? Mengapa rangkain ini menggunakan dua buah sumber listrik yang berbeda?

Itulah yang disebut Rangkain Pengendali danRangkain Utama.

Time Delay Relay (Timer) dan Thermal Over Load Relay (Tripper)

Sebagaimana yang telah diterangkan diatas, maka pada kedua komponen ini Timer dan Tripper juga mempunyai kontak NO dan NC. Dan yang membedakannya hanya pada kondisi pengaktifannya saja.

Kontak NO dan NC pada Timer (Time Delay Relay) akan bekerja ketika timer diberi ketetapan waktunya, ketetapan waktu ini dapat kita tentukan pada potensiometer yang terdapat pada timer itu sendiri. Misalnya ketika kita telah menetapkan 10 detik, maka kontak NO dan NC akan bekerja 10 detik setelah kita menghubungkan timer dengan sumber arus listrik. Perhatikan gambar Timer di bawah ini.

Sedikit berbeda dengan kontak NO dan NC yang terdapat di Timer, padaTripper (Thermal Over Load Relay) kontak NO dan NC nya bekerja karena mendapat daya tekan dari bimetal trip yang terdapat di dalamnya. Bimetal Trip ini akan melengkung apabila resistance wire dilewati arus lebih besar dari nominalnya dan menekan lengan kontak, sehingga kontak NC berubah menjadi kontak NO.

Kegunaan NO dan NC

Setelah paham bagaimana kerja kontak NO dan NC yang terdapat pada peralatan tersebut diatas, maka saya sarankan untuk mempelajari bagaimana kontak NO NC tersebut digunakan semaksimal mungkin untuk sebuah rangkaian pengendali pada rangkaian utama.

Name plate motor 3 phase

Name Plate Motor 3 Phasa (umum)

Pada umumnya name plate pada motor induksi 3 phasa terdapat hal hal penting tentang klasifikasi motor itu sendiri. Tetapi hal yang paling dasar yang perlu kita ketahui adalah Tegangan (Volt), Horse Power (HP), daya (KVA), kecepatan (RPM) dan juga wiring inputnya.

Dalam kesempatan ini saya hanya akan membahas tentang tegangan dan wiring input yang terdapat pada name plate-nya saja, atau bagaimana cara membaca name plate secara umum. Karena saya sering menjumpai pertanyaan-pertanyaan dasar  tentang hal ini.

Volts : 380V

Motor induksi 3 phasa yang standard digunakan di Indonesia adalah motor induksi 3 phasa untuk tegangan 380V saja, dan biasanya pada salah satu bagian name plate nya tertulis "Volts : 380V". Untuk motor induksi 3 phasa yang berdaya diatas 5 HP harus dihubung dengan rangkaian kontaktor Star Delta, dan untuk motor induksi yang berkapasitas dibawah 5 HP bisa langsung dihubung Star(bintang)  atau Delta (segitiga) dengan sebuah rangkaian interlock kontaktor (klik disini bagaimana cara penyambungannya). Perhatikan contoh foto name plate 380V dibawah ini..

contoh gambar name plate motor 380V

 


gambar ilustrasi umum gulungan motor 3 phasa

Pada motor ber name plate seperti ini, saat hubung start menggunakan suplay tegangan 380V, namun masing-masing phasanya hanya menerima 220V, dan pada saat hubung delta phasanya akan menerima 380V. Maka rating motornya untuk delta adalah 380V, dan rating perphasanya (tegangan kerja)-nya adalah 380V.

Volts : 220V/380V

Untuk motor induksi 3 phasa yang ber-name plate 220V/380V ini, tidak dapat digunakan pada rangkaian kontaktor hubung Star Delta. Motor induksi 3 phasa jenis ini menunjukkan kalau motor yang terhubung Delta (segitiga) tegangan suplaynya harus bertegangan 220 Volt 3Ø, dan kalau terhubung Star (bintang) tegangan suplaynya haruslah bertegangan 380 Volt 3Ø. Perhatikan contoh foto name plate 220/380Vdibawah ini..

  

 contoh gambar name plate motor 220/380V

gambar pengkabelan motor 220V/380V

Hal itu disebabkan rating perphasa (tegangan kerja) motor tersebut adalah 220V. Jadi motor yang mempunyai name plate 220/380V seperti foto name plate diatas, tidak bisa dihubung Star Delta dikarenakan tegangan kerjanya yang berbeda. Motor 3 phasa jenis ini, pada umumnya mempunyai daya yang kecil atau lebih kurang dibawah 10 HP yang mempunyai kisaran Arus kerja maksimal ± 7 amper. Karena itulah motor jenis ini sangat aman bila langsung dihubung Star (bintang) dengan sebuah rangkaian interlock kontaktor, pada tegangan kerja 380V 3Ø.

Volts : 220V/380V/440V/660V

Khusus untuk motor yang mempunyai name plate seperti ini terdapat keistimewaan dalam hal gulungannya, karena terdapat 12 buah kabel input dan bisa dioperasikan pada 4 macam tegangan input yaitu 220V, 380V, 440V dan 660V. Dapat dilihat ilustrasinya pada gambar dibawah ini:


gbr. ilustrasi gulungan motor 3 phasa 12 kabel

Dan sistem pengkabelan-nya pun bervariasi, seperti pada gambar dibawah ini:


gbr. pengkabelan motor 3 phasa 12 kabel

Demikian saja penjelasan dari saya untuk pembahasan seputar name plate yang umum terdapat dan digunakan di Indonesia. Sebenarnya masih banyak hal yang perlu dibahas seputar name plate motor induksi 3 phasa ini. Namun sebagai pengetahuan dasar umum kelistrikan industri, saya rasa semua hal yang telah dijelaskan diatas sudahlah cukup. Terutama untuk mempelajari semua artikel saya selanjutnya di blog ini.

terimakasih... semoga bermanfaat.

Selasa, 05 Januari 2016

System spinkler dan hydrant

Sistem Spinkler & Hydrant

Sistem distribusi air pemadam kebakaran diambil dari groundtank / reservoir menggunakan pompa Fire Main Pump, Diesel Fire Pump dan Jocky Pump. Sistem instalasi pipa kebakaran ini bisa tersendiri [ main pump hydrant dan main pump sprinkler ] atau bisa menjadi satu dengan melalui pipa header [ fire main pump, diesel fire pump dan jocky pump ] dan instalasi ini terhubung dengan pressure tank , pada pressure tank terpasang pressure swicth yang digunakan untuk mengoperasikan pompa secara otomatis dan di-set sesuai dengan tekanan [ standat instalasi pipa gedung ] kemudian pipa header dibagi menjadi dua instalasi pipa yaitu pipa hydrant [warna merah] dan pipa sprinkler [warna orange].

1. Pipa Sprinkler

Instalasi pipa ini berfungsi untuk mengatasi kebakaran secara otomatis disetiap ruangan melalui head sprinkler , pipa sprinkler dipasang pada setiap lantai [dalam flapon] dengan jarak antara 3 sampai 5 meter , bila terjadi kebakaran pada salah satu lantai maka panas api dari titik kebakaran akan memecahkan head sprinkler .

2. Pipa Hydrant

Instalasi pipa hydrant berfungsi untuk mengatasi dan menaggulangi kebakaran secara manual dengan menggunakan hydrant box , hydrant box ini tersedia pada setiap lantai dengan beberapa zone /tempat.

Pada hydrant box terdapat fire hose[ selang ] ,nozzle, valve, juga terpasang alat bantu control manual call point, alarm bell serta indicating lamp dan untuk diluar gedung [ area taman / parkir ] terpasang hydrant pillar serta hose reel cabinet.

3. Jocky Fire Pump

Digunakan untuk menstabilkan tekanan air pada pipa dan pressure tank.

4. Main Fire Pump

Digunakan sebagai pompa utama , bila tekanan / pressure tank turun setelah jocky pump tidak sanggup lagi mengatasi [ jocky pump akan mati sesuai dengan setting pressure tank ] maka main pump akan bekerja.

5. Diesel Fire Pump

Digunakan bila terjadi kebakaran dan pompa mengalami kerusakkan atau gagal operasional [listrik padam] dan pompa main pump serta jocky pump berhenti bekerja mensupply air maka diesel fire pump akan melakukan start secara otomatis berdasarkan pressure swicth . Bekerjanya diesel fire pump secara otomatis menggunakan panel diesel stater, panel ini juga melakukan pengisian accu/me-charger accu dan dapat bekerja secara manual dengan kunci stater pada diesel tersebut . Untuk perawatan pada diesel fire pump ini dilakukan pemanasan setiap minggu [2xpemanasan] ,sebelum dilakukan pemanasan diesel dilakukan pemeriksaan pada accu, pendingin air [air radiator] dan peng-checkkan pada pelumas mesin [oli mesin].

6. Siemense Conection

Digunakan bila terjadi kebakaran dan pompa [diesel fire pump, fire main pump dan jocky pump] tidak bisa di operasional / gagal bekerja pmaka dilakukan pengisian air kedalam jaringan pipa dari mobil pemadam kebakaran/ pompa cadangan lain untuk menggantikan fungsi peralatan yang ada dalam keadaan emergency , siemese conection dipasang pada instalasi pipa sprinkler dan hydrant.

7. Sistem Fire Alarm

Fire alarm adalah merupakan sistem untuk membantu pemilik gedung untuk mengetahui secepatnya suatu sumber kebakaran , sehingga sebelum api menjadi besar pemilik gedung sudah dapat mengambil tindakan pemadaman .

Sistem ini memakai panel kontrol [ MCFA ] yang biasanya dikontrol dari ruang teknik dan panel Annuciator [panel kontrol tambahan] di pasang di ruang posko security agar petugas keamanan juga bisa cepat mengetahui lokasi kebakaran pada setiap lantai

Fire Alarm System

Fire Alarm dikenal memiliki 2 (dua) sistem, yaitu:

Sistem Konvensional.Sistem Addressable.

Sistem Konvensional: yaitu yang menggunakan kabel isi dua untuk hubungan antar detector ke detector dan ke Panel. Kabel yang dipakai umumnya kabel listrik NYM 2x1.5mm atau NYMHY 2x1.5mm yang ditarik di dalam pipa conduit semisal EGA atau Clipsal. Pada instalasi yang cukup kritis kerap dipakai kabel tahan api (FRC=Fire Resistance Cable) dengan ukuran2x1.5mm, terutama untuk kabel-kabel yang menuju ke Panel dan sumber listrik 220V. Oleh karena memakai kabel isi dua, maka instalasi ini disebut dengan 2-Wire Type. Selain itu dikenal pula tipe 3-Wire dan 4-Wire.

Pada 2-Wire Type nama terminal pada detectornya adalah L(+) dan Lc(-). Kabel ini dihubungkan dengan Panel Fire Alarm pada terminal yang berlabel L dan C juga. Hubungan antar detector satu dengan lainnya dilakukan secara PARALEL dengan syaratTIDAK BOLEH BERCABANG yang berarti harus ada titik AWAL dan ada titik AKHIR. Perhatikan Gambar di atas.

Titik akhir tarikan kabel disebut dengan istilah End-of-Line (EOL). Di titik inilah detector fire terakhir dipasang dan di sini pulalah satu loop dinyatakan berakhir (stop). Pada detector terakhir ini dipasang satu buah EOL Resistor atau EOL Capacitor.Jadi yang benar adalah EOL Resistor ini dipasang di UJUNG loop, BUKAN di dalam Control Panel dan jumlahnyapun hanya satu EOL Resistor pada setiap loop. Oleh sebab itu bisa dikatakan 1 Loop = 1 Zone yang ditutup dengan Resistor End of Line (EOL Resistor).